YOGYAKARTA – Pada hari Minggu, 2 Juni 2013, Departemen Electropreneur Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (KMTETI) Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JTETI) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, mengadakan talkshow dengan tiga orang pembicara yang memulai usahanya sejak usia muda. Ketiga wirausahawan ini adalah : Bang Shiro, owner Kartun Ngampus – Kartun Kebahagiaan Mahasiswa, Fuad Rahman, owner Domainesia, dan Yoyok Heri, owner Warung Special Sambal. Peserta kegiatan ini mencapai 120 peserta yang berasal dari mahasiswa di Yogyakarta.
Bang Shiro memulai bisnisnya sejak kuliah. Beliau menempuh studi di Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Bisnisnya adalah dengan menjual kaos melalui komik kartun ngampus miliknya. Komik miliknya menceritakan tentang kehidupan sehari-hari mahasiswa, dan saat ini sudah 195.175 likes page di Facebook. Bang Shiro memiliki teknik marketing yang kreatif, yaitu dengan membuat komik dan kemudian di buat kaos. Penjualan kaos per bulan sekitar 300 sd 600 kaos. Bang Shiro tidak ingin menampakkan wajah aslinya, jadi foto-foto Bang Shiro tidak boleh diunggah. Oleh karena itu sering sekali foto beliau ditutup dengan salah satu tokoh di komiknya.
Fuad Rahman, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, semester 4 ini sudah memiliki omzet 50 sd 60 juta per bulan. Uang yang sangat besar untuk ukuran mahasiswa yang belum lulus. Memulai usahanya sejak SMA dengan menjual domain dan web hosting. Sampai saat ini sudah memiliki lebih dari 5.000 klien dan 10.000 domain yang sudah terdaftar. Bisnisnya ini dimulai karena memang beliau memiliki hobi di bidang komputer dan internet.
Pembicara yang terakhir adalah Bapak Yoyok Heri Wahyono. Beliau memulai usahanya pada tahun 2002 dan sampai saat ini sudah memiliki 58 cabang tersebar di 27 kota di Indonesia. Omsetnya saat ini sekitar 12,7 miliar per bulan. Beliau sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya yang sudah berjumlah sekitar 1.750. Dua puluh persen omsetnya digunakan untuk kepentingan karyawannya, baik untuk mensekolahkan anak karyawannya maupun masalah kesehatan karyawannya. Selain itu 1% dari omsetnya digunakan untuk kegiatan bakti sosial dan lain-lain. (Electropreneur UGM / Samudra Harnawan, Vina Sectiana, Rasyd Krisdyanto)