Beberapa pakar dan ahli menerangkan bahwa memiliki relasi dan jaringan yang baik adalah kunci kesuksesan. Semakin banyak seseorang mengenal orang lain, kemungkinan untuk sukses semakin besar. Namun, apabila dihadapkan pada sebuah pertanyaan, “Seberapa kenalkah kita pada diri sendiri”, terkadang seseorang tidak dapat menjawabnya. Atau demi formalitas, jawaban seadanya dilontarkan. Seakan - akan diri sendiri itu tidak dikenali.
Sebagai mahasiswa berintegritas, penting kiranya untuk bisa mengenali diri sendiri. Untuk itulah, pada kesempatan kali ini, Jurusan Teknik Elektro dan Tekknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (JTETI FT UGM) bekerjasama dengan Engineering Career Center (ECC) UGM mengundang Bapak Haryanta, dosen Fakultas Psikologi UGM sebagai pembicara dalam Studium Generale, Jumat, 27 Februari 2015 di ruang E6 lantai 3 JTETI FT UGM. Dalam kuliah umum yang dihadiri sekitar 94 mahasiswa tersebut,beliau menekankan bahwa “self awareness” adalah bentuk kedewasaan. Apa yang tampak pada diri seseorang menentukan penilaian dari orang lain dan tentunya seseorang menginginkan penilaian yang positif dari orang lain. Pribadi dewasa itulah yang mampu memandang dirinya tidak hanya melalui sudut pandangnya saja, tapi juga melalui sudut pandang lingkungannya. Apa yang menjadi pendapat orang lain terhadap diri sendiri memang tidak bisa diketahui. Namun hal ini bisa dipelajari dengan selalu introspeksi diri atas apa yang telah diperbuat.
Manusia tentu memiliki idealismenya masing - masing. realita yang ada tidak akan selalu selaras dengan idealisme yang dimiliki.
“Tidak ada manajemen waktu, yang ada manajemen diri!”, Bapak Haryanta
Kunci yang paling penting dalam meningkatkan “self-awareness” adalah menyejajarkan idealisme dengan realita, kemudian memahaminya. Menerima apa yang kita miliki bukan berarti berpasrah dengan keadaan, tapi ada pemahaman pada diri sendiri atas apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukan.
Untuk itulah, seseorang memiliki self awareness yang tinggi apabila memiliki “self esteem” atau pemahaman yang tinggi terhadap diri. Beberapa cara untuk memupuk self esteem adalah dengan kepercayaan diri yang tinggi, mempertegas kekuatan dan kelebihan diri, memiliki motivasi untuk mencapai sebuah tujuan sesudah tercapainya tujuan yang lain, dan selalu mengintrospeksi diri atas kesalahan dan kelemahan.
Hadirnya seseorang yang mengerti keadaan kita menjadi hal yang penting juga. Adanya orang tua sebagai pengingat dan penuntun mampu menjaga konsistensi dalam meningkatkan “self-awareness”. Bagi para pelajar perantauan, meskipun tidak ada orang tua yang mendampingi setiap saat, beruntunglah mereka yang bisa memiliki sahabat yang senantiasa mampu memotivasi di saat semangat mulai menurun. Sahabat menjadi sarana interaksi efeftif ketika kita mulai kehilangan orientasi dalam hidup. Sahabat juga mampu meringankan masalah yang sedang dirasakan.
“Motivasi diri bagaikan sebuah api dalam jiwa. Hanya diri kita sajalah yang mampu menghidupkannya” - Bapak Haryanta. Mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang mampu mengenal dirinya sendiri dan mengenal lingkungannya. Dirinya adalah pengaruh positif bagi lingkunganya, baik itu sekarang atau masa depan kelak.
Demikianlah presentasi memukau dari Haryanta, S.Psi., MA terkait self awareness, semoga kuliah umum kali ini dapat memberikan banyak manfaat dan motivasi berharga bagi mahasiswa dan mahasiswi JTETI FT UGM.